Sunday, May 13, 2018

Masuknya TKA: Ancaman atau Peluang?



Masuknya tenaga kerja asing (TKA) dengan mudah di Indonesia saat ini belum usai untuk diperdebatkan. Menurut pandangan masyarakat umum, perpres ini secara alami mengurangi dan membatasi kesempatan kerja bagi TKL atau tenaga kerja lokal, selain itu juga tidak memiliki aturan-aturan tertentu atau khusus buat TKA dan batas-batas dalam mendatangkan TKA di Indonesia sehingga akan terjadi penambahan TKA setiap tahunnya yang akan semakin mengancam TKL di Indonesia. Untuk sebagian masyarakat, masuknya TKA merupakan ancaman buat TKL di Indonesia akan tetapi menurut Manaker Hanif Dhakiri Perpres Nomor 20 Tahun 2018 tentang TKA dissun untk meningkatkan investasi, yang pada akhirnya nanti akan memperluas kesempatan kerja di Indonesia, yang di dasarkan kerjasama antara Indonesia dengan China atau dalam artian masuknya TKA ke Indonesia akan meningkatkan investasi ke Indonesia yang nantinya secara tidak langsung setelah meningkat akan memperluas kesempatan kerja baik bagi TKA maupun TKL di Indonesia. Tapi pendapat Hanif hanya sebuah prediksi dan belum ada kepastia
n tentang peningkatan investasi yang akan terjadi di Indonesia di masa mendatang. Sehingga manaker perlu mengupayakan strategi lain ketika apa yang telah di prediksikannya tidak terjadi di masa mendatang.

Masuknya TKA ke Indonesia tidak akan menjadi ancaman dan masalah bagi TKL di Indonesia dan akan menjadi peluang jika ada transparansi antara masyarakat dengan pemerintah terkait tentang tujuan yang jelas masuknya TKA ke indonesia, kemudian ada aturan-aturan khusus buat TKA yang masuk ke indonesia misalnya memiliki skill yang jelas pada bidang-bidang tertentu yang tidak dimiliki atau jarang dimiliki oleh tenaga kerja Lokal dan sangat dibutuhkan di Indonesia sehingga tidak akan terjadi pergeseran maupun pemberhentian tenaga kerja pada sebuah industri ataupun pada sebuah perusahaan. Selain itu dengan skill yang berbeda, memungkinkan mereka untuk saling melakukan transfer skill yang mereka miliki sehingga aturan undang-undang yang mengatur TKA yang masuk ke Indonesia dapat terealisasi secara optimal. 

Sumber:
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3976281/aturan-jokowi-soal-tenaga-kerja-asing-tuai-penolakan
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3962581/menaker-tak-akan-ada-banjir-tenaga-kerja-asing


Share:
Read More

Saturday, July 29, 2017

langkah-langkah dalam pelaksanaan strategi PQ4R

Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan strategi PQ4R menurut Suprijono adalah sebagai berikut:
1.    Preview
Langkah pertama, siswa membaca selintas dengan cepat bahan bacaan. Fokus preview adalah menemukan ide-ide pokok yang dikembangkan dalam bahan bacaan. Bagian-bagian yang bisa dibaca misalkan bab pengant ar, daftar isi, topik, sub topik, judul, sub judul atau ringkasan akhirpada suatu bab. Melalui preview siswa telah mempunyai gambaran mengenai hal yang dipelajarinya.
2.    Question
Langkah kedua, mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri dengan menggunakan kata 5W + H (what, where, who, when, why and how). Pengalaman telah menunjukkan bahwa apabila seseorang membaca untuk menjawab sejumlah pertanyaan maka akan membuat dia membaca lebih hati-hati serta seksama agar dapat mengingat apa yang dibaca dengan baik.
3.    Read
Langkah ketiga, siswa membaca secara detail bahan bacaan yang dipelajari. Pada tahap ini siswa diharapkan mencari jawaban terhadap semua pertanyaan yang telah dirumuskan.
4.    Reflect
Langkah keempat, bukanlah suatu langkah terpisah dari langkah ketiga, tetapi merupakan suatu komponen esensial dari langkah ketiga. Selama membaca siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal tetapi cobalah memahami informasi yang dipresentasikan dengan cara:
a.    Menghubungkan informasi itu dengan hal-hal yang telah diketahui
b.    Mengaitkan sub topik didalam teks dengan konsep-konsep/prinsp-prinsip utama
c.    Cobalah untuk memecahkan kontradiksi didalam informasi yang disajikan
d.    Cobalah untuk menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah.
5.    Recite
Langkah kelima, pada tahap ini siswa diminta untuk merenungkan kembali informasi yang telah dipelajari. Siswa dapat melihat kembali catatan yang telah mereka buat. Siswa diminta untuk membuat inti sari dari materi bacaan dengan redaksinya sendiri. Akan lebih baik jika siswa tidak hanya menyampaikannya secara lisan, namun juga dalam bentuk tulisan.
6.    Review
Langkah terakhir, siswa diminta membuat rangkuman atau merumuskan inti sari dari bahan yang telah dibacanya. Siswa mampu merumuskan kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukannya.
 
Sumber referensi:
Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Share:
Read More

Strategi Pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, And Review)

Menurut Ngalimun Strategi secara umum mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar acuan untuk melakukan tindakan untuk mencapai sasaran yang diinginkan dan apabila dikaitkan dengan pembelajaran maka strategi dapat diartikan sebagai pola umum kegiatan antara guru dan siswa dalam suatu kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Menurut Ngalimun Pemakaian istilah strategi dalam pembelajaran dimaksudkan sebagai daya upaya dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar. Maksud dari tujuan strategi adalah agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai secara maksimal dan seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen-komponen pengajaran sedemikian rupa sehingga terjalin keterkaitan fungsi antar komponen-komponen pembelajaran atau dengan kata lain strategi pembelajaran merupakan pilihan pola dalam kegiatan belajar mengajar yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.
Trianto menjelaskan bahwa strategi diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Strategi-strategi belajar mengacu pada perilaku dan proses-proses berpikir yang digunakan oleh siswa dalam mempengaruhi hal-hal yang dipelajari, termasuk proses memori dan metakognitif. Sedangkan menurut Hamdani strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran serta memberikan pengalaman belajar untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Nur dalam Trianto berdasarkan teori kognitif dan pemrosesan, maka terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan dan diajarkan, yaitu:
1.Stategi mengulang (rehearsal strategies) strategi mengulang membantu memindahkan pembelajaran dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Contoh strategi pengulangan yang lebih kompleks, seperti: menggaris bawahi dan membuat cacatan pinggir.
2.Strategi elaborasi (elaboration strategies) strategi elaborasi adalah proses penambahan rincian dari informasi baru sehingga lebih bermakna, karena sistem pengkodean menjadi lebih mudah dan lebih memberikan kepastian. Yang termasuk dalam stategi elaborasi adalah: pembuatan catatan, penggunaan analogi, dan  PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, dan review).
3.Strategi organisasi (organization strategies) strategi ini merupakan peningkatan kebermaknaan informasi baru, melalui penggunaan struktur-struktur pengorganisasian baru pada informasi tersebut.Termasuk dalam strategi ini adalah: outlening (membuat kerangka garisbesar), mapping (pemetaan konsep), mnemonic (membuat kategori baru).
4.Strategi metakognitif (metacognitive strategies) stategi metakognitif berhubungan dengan pemikiran siswa bagaimana mereka sendiri berpikir dan kemampuan mereka menggunakan strategi belajar tertentu dengan tepat.
Menurut Suprijono, PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite and Review) adalah suatu metode pembelajaran yang merupakan bagian dari metode kooperatif learning yang bertujuan untuk meningkatkan daya paham dan daya ingat siswa tentang materi yang mereka baca dengan cara membaca dan menulis. Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai falsafah mengenai tanggung jawab siswa atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan kepada mereka. Sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok ke arah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya.
Strategi PQ4R digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca dan membantu proses belajar mengajar dikelas dengan kegiatan  membaca buku. Strategi PQ4R merupakan bagian dari strategi elaborasi. Strategi elaborasi adalah proses penambahan perincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna, oleh karena itu membuat pengkodean lebih mudah dan lebih memberikan kepastian. Strategi PQ4R merupakan strategi yang paling banyak dikenal untuk membantu siswa memahami materi yang mereka baca.
Sumber referensi:
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
Ngalimun. 2016. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.



Share:
Read More

Definisi Konsep

Berikut adalah pengertian dari konsep yang diberikan oleh beberapa ahli diantaranya, Syaiful Sagala yang menyatakan bahwa konsep adalah pikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga menjadi produk pengetahuan yang meliputi prinsip-prinsip, hukum dan teori. Sedangkan menurut Rosser dalam Sagala konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama. Menurut Mc.Gowen dalam Trisnawati konsep merupakan suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang  didefinisikan sebagai suatu kelompok obyek atau kejadian. Dan Ratna Willis Dahar menyatakan bahwa konsep merupakan abstraksi mental yang mewakili satu kelas stimulus.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa konsep adalah abstraksi mental yang mewakili  pengalaman dan dinyatakan dalam suatu kelompok objek atau kejadian. Fraenkel dalam Supardan menggolongkan jenis-jenis konsep menjadi 6 macam. Pertama, konsep konjungtif, yaitu konsep yang berfungsi menghubungkan  dari keberadaan dua atau lebih atribut yang semuanya harus ada. Kedua, konsep disjungtif, mencerminkan adanya alternatif-alternatif yang beragam. Ketiga, konsep relasional, yang memiliki arti mengandung suatu hubungan khusus antara dua atribut maupun lebih  yang dinyatakan secara eksplisit dengan bilangan tertentu. Keempat, konsep deskriptif, yaitu konsep yang menuntut jawaban tentang gambaran suatu benda. Konsep deskiptif ini juga menuntut pemahaman karakteristik ataupun ciri-ciri esensial yang sama dalam mengemukakan pendapat. Kelima, konsep valuatif, yaitu konsep yang berhubungan dengan pertimbangan baik ataupun buruk, salah ataupun benar, cantik ataupun jelek dan sebagainya. Keenam, konsep campuran antara konsep deskriptif dan konsep valuatif  yaitu suatu konsep yang tidak yang tidak hanya memberikan penjelasan tentang suatu karakteristik yang dimiliki oleh benda tersebut tetapi juga memberikan sikap atau penilaian terhadap pernyataan tersebut.
Dari pemaparan diatas dapat dipahami bahwa kemampuan mengelaborasi konsep adalah kapasitas seorang individu untuk mengembangkan, memperkaya, dan memerinci suatu abstraksi mental menjadi detail-detail yang lebih menarik.
 
Sumber Referensi:
Dahar, Ratna Willis. 2011. Teori-Teori Pembelajaran. Bandung:Erlangga
Sagala, Syaiful. 2014. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Supardan, Dadang. 2015. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: yayasan rahardja
Tisnawati, Demi. 2012. Penerapan Peta Konsep pada Pokok Bahasan Tekanan untuk Mendeskripsikan Penguasaan Konsep Siswa. Unnes Physics Education Journal.1(1)

Share:
Read More

Mengelaborasi

Kata mengelaborasi berasal dari kata elaborasi (elaborate) yang dalam kamus oxford  bermakna worked out with much care and in great detail sehingga makna elaborasi diterjemahkan sebagai pemerincian atau penguraian  semata.
Saat ini sudah banyak ahli yang mengungkapan tentang arti dari elaborasi, diantaranya adalah Carin dan Sund yang menyatakan bahwa elaborasi adalah salah satu kemampuan kreatif yang berupa kemampuan untuk mengembangkan gagasan secara terperinci. Selanjutnya, Guilford mengemukakan bahwa elaborasi adalah kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail terperinci. Utami Munandar memperlihatkan pengertian yang lebih luas, yakni kemampuan untuk memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk juga kemampuan untuk menambahkan atau memerinci detail detail dari suatu gagasan ,ojek, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik. Dan Ratna Willis Dahar dalam Wahidin memandang elaborasi sebagai penambahan pengetahuan yang berhubungan pada informasi yang sedang dipelajari
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa mengelaborasi merupakan menempuh kemampuan berfikir kreatif dalam hal mengembangkan, memperkaya, dan memerinci suatu gagasan atau produk  sehingga menjadi lebih menarik.
Menurut Utami Munandar dalam Suastra dan yasmini indikator keterampilan elaborasi sebagai berikut: mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah terperinci, mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain, mencoba atau menguji  detail-detail untuk melihat arah yang akan ditempuh, Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana, menambahkan garis-garis dan detail-detail (bagian-bagian) terhadap gambarannya sendiri atau gambar orang lain.
Menurut Wahidin Elaborasi sebagai proses berfikir kreatif ditandai dengan  keragaman gagasan yang dihasilkan dan juga ditandai dengan proses transformasi  konsep secara sadar, yang nampaknya dapat ditafsirkan sebagai proses kreatif  yang membutuhkan kemampuan berfikir logis. Logisnya proses yang terjadi manakala seorang melakukan elaborasi tergambar dari teori psikoanalitik yang membedakan proses berfikir menjadi dua yaitu proses berfikir primer dan sekunder. Proses primer bersifat non logis sedangkan proses sekunder bersifat logis, rasional dan disadari. Menurut Anna Roe, elaborasi tergolong berfikir sekunder. Dengan kata lain elaborasi merupakan cara berfikir yang logis. Kelebihan kemampuan melakukan elaborasi bila dibandingkan dengan berfikir logis yang biasa menurut Pickard adalah bahwa orang yang mampu melakukan elaborasi enables the subject to go beyond the immediate dengan kata-kata gampangnya dapat dinyatakan bahwa orang yang malakukan elaborasi adalah orang yang bukan berfikir apa adanya, tetapi berfikir lebih dalam untuk mengungkapkan apa yang tersirat dibalik fakta yang ada.

Sumber Referensi:
Suastra, I Wayan dan Luh Putu Budi Yasmini. 2013. Model Pembelajaran Fisika Untuk Mengembangkan Kreativitas Berfikir dan Berkarakter Bangsa Berbasis Kearifan Lokal Bali. Jurnal Pendidikan Indonesia. 2(2)

Wahidin, Didin. 1993. Kemampuan Melakukan Penalaran Ilmiah dan Kemampuan Melakukan Elaborasi untuk Memahami Konsep-Konsep Lingkungan Hidup. Tesis.Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Bandung


Share:
Read More

Berpikir Kreatif dalam Fisika

Berpikir kreatif akan mudah diwujudkan dalam lingkungan belajar yang secara langsung memberikan peluang bagi peserta didik untuk berpikir terbuka dan fleksibel tanpa adanya rasa takut atau malu. Sebagai contoh, situasi belajar yang dibentuk harus memfasilitasi terjadinya diskusi, mendorong seseorang untuk mengungkapkan ide atau gagasan.
Berpikir kreatif dapat terjadi secara sengaja dan tidak sengaja (tiba-tiba). Berpikir kreatif secara tidak sengaja dapat berlangsung walaupun tidak menggunakan teknik khusus, seperti pada suatu kesempatan dimana anda berpikir tentang suatu dengan sudut pandang berbeda dan selanjutnya anda menemukan suatu perubahan yang menguntungkan. Perubahan lainnya dapat terjadi perlahan karena semata-mata menggunakan perkembangan kecerdasan dan logika. Jika menggunakan pemikiran kreatif secara tidak sengaja atau perkembangan logika akan memerlukan waktu lama untuk menghasilkan kemajuan dan peningkatan. Mengingat pesatnya persaingan dunia maka hal tersebut sangat tidak menguntungkan. Lain halnya dengan berpikir kreatif secara sengaja. Berpikir kreatif secara sengaja dapat dikembangkan dengan menggunakan teknik-teknik tertentu untuk mengembangkan ide baru. Teknik-teknik tersebut menyebabkan penggabungan dari ide-ide untuk memunculkan gagasan-gagasan dan proses-proses baru.
Menurut Tawil dalam Suryansari Berpikir kreatif dapat berkembang pesat dengan menggunakan pembelajaran berbasis portofolio karena model pembelajaran ini mampu memfasilitasi hampir keseluruhan kemampuan peserta didik, yakni mengembangkan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik,memprediksi dari informasi terbatas, menemukan masalah, menyusun hipotesis, menguji hipotesis, dan memandang informasi dari sudut pandang berbeda.
Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu hal penting agar seseorang dapat memiliki kreativitas. Torrance Carin & Sund (1995) dan Lawson (1979) & Taeffinger, et al (1982) mengungkapkan bahwa berpikir kreatif adalah: …. the process of 1) sensing difficulties problems, gapsor information, missing elements, something asked; 2) making guesses and formulating ideas or hypotheses about these deficiencies; 3) evaluating and testing these guesses and hypotheses; 4) possibly revising retesting them, and finally; 5) communicating the results.
Menurut Tawil Bertolak dari definisi tersebut menunjukkan bahwa berpikir kreatif sebagai sesuatu proses kreatif, yaitu merasakan adanya kesulitan, masalah kesenjangan informasi. Adanya unsur yang hilang dan ketidakharmonisan, mendefinisikan masalah secara jelas, membuat hipotesis, pengujian hipotesis kembali atau bahkan mendefinisikan ulang masalah dan akhirnya mengkomunikasikan hasilnya
Iriany, dkk mengemukakan kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan mengembangkan atau menemukan ide atau gagasan asli, estetis dan konstruktif, yang berhubungan dengan pandangandan konsep serta menekankan pada aspek berpikir intuitif dan rasional khususnyadalam menggunakan informasi dan bahan untuk memunculkan atau menjelaskannya dengan perspektif asli pemikir. Menurutnya, ada empat aspek kemampuan berpikir kreatif yakni: 1) membangkitkan keingintahuan dan hasrat ingin tahu; 2) membangun pengetahuan yang telah ada pada peserta didik; 3) memandang informasi dari sudut pandang yang berbeda; dan 4) meramal dari informasi yang terbatas.
Menurut Hamzah & Nurdin Berpikir lebih kreatif dan inovatif dalam menghadapi permasalahan dan situasi tidak akan dimiliki tanpa adanya pengetahuan yang luas. Berpikir lebih kreatif tidak akan lahir secara tiba-tiba tanpa adanya kemampuan. Berpikir kreatif berarti berusaha untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan melibatkan segala tampakan dan fakta pengolahan data di otak.
Lawson dalam Tawil mengemukakan tiga tahap dalam mengajar untuk mengembangkan keterampilan berpikir kreatif. Ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Tahap pertama
Sebelum keterampilan berpikir kreatif dapat diaktifkan, sesuatu harus meningkatkan kinerja ke antisipasi, harapan dan mempersiapkan pelajar untuk melihat hubungan yang jelas antara apa yang ia harapkan belajar dan/karir masa depannya.
b.    Tahap kedua
Diperlukan untuk membantu para pelajar membangkitkan keingintahuan dan hasrat ingin tahu, membangun pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik, mengajukan pertanyaan, merumuskan masalah dan merumuskan dugaan-dugaan sementara, melakukan prediksi dari informasi yang terbatas, memandang informasi dari berbagai sudut pandang yang berbeda, memperoleh informasi lebih lanjut, perjumpaan yang tak terduga dan terus memperdalam ekspektasi.
c.    Tahap ketiga
Memberikan latihan dalam melakukan sesuatu dengan informasi baru, baik pada saat itu sedang diperoleh atau sesudahnya.
Sumber referensi:
Hamzah & Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.
Iriany, dkk. 2009. Model Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Berbasis Teknologi Informasi pada Konsep Laju Reaksi untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 3(2). Universitas Pendidikan Indonesia.

Suryansari, Kemala. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Fisika Berbasis Portofolio untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif. Jurnal Pendidikan MIPA, 13(1).Makassar: FMIPA Universitas Negeri Makassar.
Tawil, M. 2013. Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam Pembelajaran IPA. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Share:
Read More

Langkah Pembelajaran Metode Demonstrasi

Kurniasih dan Berlin Sani mengmukakan langkah pembelajaran metode demonstrasi sebagai berikut:
1)    Mempersiapkan kegiatan:
a)   menetapkantujuan-tujuan yang akan dicapai
b) menetapkan alat-alat, bahan yang akan digunakan, dan sarana lain yangmendukung serta memeriksa ketersediaan alat
c) mengadakan uji coba terlebih dahulu (guru) baik untukalat-alat dan materi yang akan didemonstrasikansehingga dapat diketahui segala kemungkinan yangterjadi.
2)    Melaksanakan kegiatan:
a)  guru masuk kelasmengucapkan salam dan memberi motivasi peserta didik untukmelakukan kegiatan demonstrasi
b)    mendiskusikanbersama antara guru denganpeserta didik mengenai langkah-langkah pelaksanaan, alat dan bahan yang digunakanserta hal-hal yang akan diamati dan dicatat hasil kegiatandemonstrasi
c)  guru dibantu peserta didik melakukandemonstrasi, peserta didik mengamati dan mencatatnya dibawahbimbingan guru
d)  peserta didik menganalisis datapengamatan, menyimpulkan dan membuat laporan kegiatan secara kelompok.
Kelebihan metde demonstrasi yaitu guru bisa membuat perhatian peserta didik menjadi terpusat dan titik tekan dalam materi yang dianggap penting oleh guru dapat teramati, perhatian peserta didik akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan sehingga proses pembelajaran akan lebih terarah, dapat merangsang peserta didik untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar, dapat menambah pengalaman peserta didik, bisa membantu peserta didik untuk mengingat lebih lama tentang materi yang disampaikan, dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran lebih jelas dan kongkrit, dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap peserta didik karena ikut serta berperan secara langsung.
Kelemahan metode demonstrasi yaitu memerlukan keterampilan guru secara khusus karena tanpa ditunjang dengan hal itu maka pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif, membutuhkan waktu yang cukup panjang, media yang harus digunakan harus lengkap dan apabila terjadi kekurangan media maka metode demonstrasi menjadi kurang efisien, memerlukan biaya yang cukup mahal terutama untuk membeli bahan-bahan sebagai alat peraga, memerlukan tenaga yang tidak sedikit, apabila peserta didik tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif.
Sumber referensi:
Kurniasih, Imas & Berlin Sani. 2016. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Kata Pena.

Share:
Read More