Sunday, July 16, 2017

Langkah-langkah LAPS – Heuristik

Berawal dari masalah yang belum diketahui cara penyelesaiannya, peserta didik akan terbawa ke dalam arus keingintahuan, dimana akan menumbuhkan motivasi belajarnya. Motivasi yang tinggi dalam belajar jelas akan berpengaruh terhadap kemampuan berpikir dan prestasi belajarnya. Materi pelajaran akan lebih lama diingat, karena dalam menyelesaikan masalahnya peserta didik mencari referensi dan menemukan cara penyelesaiannya sendiri. Dalam proses pembelajaran LAPS - Heuristik, peserta didik diajari untuk menyelesaikan melalui empat tahapan. Shoimin mengemukakan dalam model pembelajaran Logan Avenue Problem Solving terdapat empat langkah yang harus dilakukan yaitu:
1)    Memahami masalah.
2)    Merencanakan pemecahannya.
3)    Menyelesaikan masalah sesuai rencana langkah kedua (solusi)
4)    Memeriksa kembali hasil yang diperoleh (looking back).
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Polya dalam Priansa, (khususnya dalam pembelajaran matematika) adalah sebagai berikut:
1)    Memahami Masalah
Memahami masalah merupakan kegiatan mengidentifikasikan kecukupan data untuk menyelesaikan masalah sehingga memperoleh gambaran lengkap apa yang diketahui dan tanyakan dalam masalah tersebut.
2)    Merencanakan Penyelesaian
Merencanakan penyelesaian merupakan kegiatan dalam menetapkan langkah-langkah penyelesaian, pemilihan konsep, persamaan, dan teori yang sesuai untuk setiap langkah.
3)    Menjalankan Rencana
Menjalankan rencana merupakan kegiatan menjalankan penyelesaian berdasarkan langkah-langkah yang telah dirancang dengan menggunakan konsep, persamaan serta teori yang dipilih.
4)    Pemeriksaan
Pemeriksaan merupakan melihat kembali yang telah dikerjakan, apakah langkah-langkah penyelesaian telah terealisasi sesuai rencana sehingga dapat memeriksa kembali kebenaran jawaban yang pada akhirnya membuat kesimpulan akhirnya.
Menurut Krulik dan Rudnik dalam Priansa, menyatakan bahwa lima tahap heuristik yang mendasari proses problem solving adalah sebagai berikut:
1)    Membaca dan Berfikir
Dalam heuristik ini masalah dianalisis melalui berpikir kritis, fakta-fakta diuji dan dievaluasi, pertanyaan ditentukan, seting fisik divisualisasikan dijabarkan dan dipahami. Masalah ditranslasi dalam bahasa pembaca, hubungan-hubungan dibuat antar bagian-bagian dari masalah.
2)    Pengungkapan dan Perencanaan
Pada tahap ini pemecah masalah menganalisis data dan menentukan apakah ada informasi yang memadai, pengecoh dieliminasi, data diorganisasi dalam satu tabel, gambar, model dan sebagainya. Dari sini suatu rencana menemukan jawaban dikembangkan.
3)    Memilih Suatu Strategi
Heuristik ketiga ini dalam daftar diperhatikan oleh banyak orang sebagai heuristik yang paling sulit dari semua heuristik. Suatu strategi adalah bagian dari pemecahan masalah yang memberi arah kepada pemecahan masalah yang mengantarkannya kepada ditemukannya jawaban. Seleksi disarankan melalui dua tahap sebelumnya yang mendahului rencana heuristik. Setelah peserta didik berhasil dalam memecahkan masalah, mereka harus selalu latihan memecahkan masalah dengan masalah-masalah aktual. Mereka juga harus mencoba memecahkan masalah-masalah menggunakan berbagai macam strategi yang mungkin.
4)    Menentukan Suatu Jawaban
Di sini yang cocok dilakukan untuk menemukan suatu jawaban. Perkiraan, jika cocok, harus dimunculkan.
5)    Refleksi dan Perluasan
Pertama-tama jawaban harus dicek untuk ketelitian peninjauan jika kondisi awal masalah diberikan, dan jika pertanyaan telah dijawab dengan benar, tetapi masih banyak yang harus dilakukan pada tahap ini. Ini adalah tempat berfikir kreatif dapat dimaksimalkan. Penyelesaian alternatif harus ditemukan dan didiskusikan. Masalah dapat dirubah dan mengubah kondisi awal atau interpretasinya. Jika mungkin proses harus diperluas untuk menemukan suatu generalisasi atau konsep-konsep berdasarkan pada situasi ini. Variasi yang menarik dari masalah semula harus ditunjukkan dan didiskusikan oleh para peserta didik.
Tahapan di atas bersifat bebas dan tidak berurutan dan tentu saja orang yang terlibat dalam proses heuristik ini bergerak bolak-balik tidak beraturan. Akan tetapi setiap langkah-langkah individu membedakan tujuan yang akan dicapai dalam arti berkaitan dengan sub-sub keterampilan mereka. 
Sumber Referensi:
Priansa, D.J. 2015. Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta.

Shoimin, A. 2016. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Share:

0 comments:

Post a Comment