Sunday, July 16, 2017

Pembelajaran Fisika

Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman. Hal inilah yang terjadi ketika seseorang sedang belajar, dan kondisi ini juga sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, karena belajar merupakan proses alamiah setiap orang. Wenger dalam Huda mengatakan “Pembelajaran bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang ketika ia tidak melakukan aktivitas yang lain. Pembelajaran juga bukanlah sesuatu yang berhenti dilakukan oleh seseorang. Lebih dari itu, pembelajaran bisa terjadi dimana saja dan pada level yang berbeda, secara individual, kolektif, ataupun sosial”
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (dituruti) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga peserta didik mau belajar.
Ada pandangan yang menyebutkan bahwa pendidikan itu didapat oleh peserta didik, bukan diterima. Pandangan senada menyatakan bahwa guru tidak dapat memberikan pendidikan apapun kepada peserta didik, tetapi peserta didik itulah yang harus mendapatkannya. Pandangan-pandangan yang menekankan faktor penting keaktifan peserta didik ini tentu saja tidak bermaksud mengecilkan arti penting pembelajaran. Namun pada kenyataannya, pembelajaran menjadi sesuatu yang terabaikan. Memang pada akhirnya hasil yang dicapai oleh peserta didik dari belajarnya tergantung pada usahanya sendiri, tetapi bagaimana usaha itu terkondisikan banyak dipengaruhi oleh faktor pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Untuk itulah pembelajaran hendaknya dipandang sebagai variabel bebas, yakni suatu kondisi yang harus dimanipulasikan, suatu rangkaian strategi yang harus diambil dan dilaksanakan oleh guru. Pandangan semacam ini akan memungkinkan guru untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
a)    Mengusahakan lingkungan yang menguntungkan bagi kegiatan belajar.
b) Mengatur bahan pelajaran dalam suatu organisasi yang memudahkan peserta didik untuk mencerna.
c)    Memilih suatu strategi mengajar yang optimal berdasarkan pertimbangan efektivitas dan kondisi psikologis peserta didik serta pertimbangan lainnya yang sesuai dengan konteks objektif di lapangan.
d)    Memilih jenis alat-alat audio visual atau media pembelajaran lain yang tepat untuk keperluan belajar peserta didik.
Pada waktu yang sama, pandangan tersebut akan menyarankan cara-cara yang dapat mendorong dan memotivasi peserta didik untuk siap, mau, dan mampu belajar.
Selain hal tersebut, istilah pembelajaran menurut Hamzah & Nurdin berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar, dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain, sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas. Sementara itu, pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan professional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Jadi, pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan, yaitu tercapainya tujuan kurikulum. Sementara itu dalam keseharian di sekolah-sekolah istilah pembelajaran atau proses pembelajaran sering dipahami sama dengan proses belajar mengajar dimana di dalamnya ada interaksi guru dan peserta didik dan antara sesamapeserta didik untuk mencapai suatu tujuan, yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku peserta didik. Sebenarnya belajar dapat saja terjadi tanpa pembelajaran, namun hasil belajar akan tampak jelas dari suatu pembelajaran. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan berlangsungnya proses belajar dalam diri peserta didik. Dalam pembelajaran hasil belajar dapat dilihat langsung. Oleh karena itu, agar kemampuan peserta didik dapat dikontrol dan berkembang semaksimal mungkin dalam proses belajar di kelas maka program pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh para guru dengan memperhatikan berbagai prinsip-prinsip pembelajaran yang telah diuji keunggulannya.
Menurut Kuspriyanto dan Sahat Siagian, Fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam atau dikenal dengan sains. Sains merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. Sains didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang obyek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Definisi ini memberi pengertian bahwa sains merupakan cabang pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penelaran matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam. Dengan demikian, pada hakikatnya sains atau fisika merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Sains memiliki dua sisi yaitu sebagai proses dan sisi lain sebagai produk. Proses sains merupakan upaya pengumpulan dan penggunaan bukti untuk menguji dan mengembangkan gagasan. Suatu teori pada mulanya berupa gagasan imajinatif dan gagasan itu akan tetap sebagai gagasan imajinatif selama belum bisa menyajikan sejumlah bukti
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika merupakan proses belajar mengajar yang di dalamnya mempelajari alam dan kejadian-kejadiannya yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran fisika, pendidik dituntut mampu memilih pendekatan dan metode yang tepat dan sesuai agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Sumber Referensi:

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Hamzah & Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.

Kuspriyanto, Budi & Sahat Siagian. 2013. Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Kreatifterhadap Hasil Belajar Fisika. Jurnal Teknologi Pendidikan, 6(2). Medan: UNIMED

Share:

0 comments:

Post a Comment